TUGAS 4 Ekonomi Koperasi
Nama : Nur Siti Fatimah
Kelas : 2EB21
NPM : 25212473
Pentingnya
keunggulan kompetitif bagi mahasiswa
Mahasiswa
adalah mahasiswa yang datang dari berbagai tempat, meiliki suku dan agama
yang berbeda bilamana tujuaannya adalah untuk mengembangkan IQ dan ingin
mempelajari IPTEK serta mengembangkan keterampilan sesuai dengan minat
dan bakat mahasiswa tersebut. Mahasiswa yang telah selesai mengikuti segala
syarat untuk memperoleh gelar sarjana/sajana muda maka mereka berhak
mendapatkan izajah dan gelar. Untuk pengakuan terhadap gelar yang diperolehnya
membutuhkan waktu yang lama, minimal tiga setengah tahun belajar untuk menuntut
ilmu pengetahuan dan teknologi serta melatih keterampilan sesuai bidangnya (hard
skill) di untuk gelar sarjana (S-1) dan minimal tiga tahun untuk
mendapat gelar sajana muda (D-III).
Namun
demikian, banyak mahasiswa yang hanya ingin memperoleh ijazah saja dengan
mengabaikan hard skill dan soft skill. Hal ini
terbukti bahwa mahasiswa mau memberikan sejumlah uang kepada dosen atau dengan
mendatangi kerumahnya untuk mendapatkan nilai yang baik. Selain hal diatas,
tidak rahasia lagi bagi mahasiswa untuk memberikan uang kepada dosen pembimbing
ataupun penguji dalam mempertahankan skripsi demi kelancaran di meja hijau.
Tetapi hal ini bukan seluruhnya adalah kesalahan dosen, namun karena mahasiswa
tidak memiliki hard skill dansoft skill yang baik.
Banyaknya
mahasiswa yang tidak dapat menyelesaikan studinya dalam waktu minimum untuk
memperoleh gelar merupakan hal yang biasa dilingkungan . Bahkan tidak jarang
mahasiswa yang drop out (DO) karena berbagai alasan.
Jika mahasiswa menyadari betapa pentingnya hard skill dan soft
skill apakah hal ini akan terjadi? Tentu tidak, karena jika
memiliki hard skill dan soft skill yang bisa
diandalkan maka akan lebih cepat menyelesaikan studinya dan tidak akan
terjadi drop out kecuali dengan alasan tertentu seperti faktor
fisik yang kurang mendukung.
Berorganisasi
merupakan salah satu tempat pelatihan untuk soft skill dan
untuk penerapan ilmu pengetahuan. Pertanyaannya adalah apakah semua mahasiswa
mengikuti salah satu organisasi yang ada di ataupun organisasi yang ada
di masyarakat? Sebagian mahasiswa berpendapat bahwa mengikuti salah satu
organisasi adalah sama saja menghabiskan waktu. Padahal kenyataannya adalah
mahasiswa yang tidak mengikuti salah satu organisasi bukan memanfaatkan seluruh
waktunya untuk memperbaiki hard skill dan soft skillnya.
Sikap
mahasiswa dalam bermasyarakat juga berbeda-beda. Ini akibat dari keadaan
lingkungan mahasiswa yang semula berbeda dengan keadaan lingkungan masyarakat
di sekitar . Banyak mahasiswa yang menyalahgunakan identitas dirinya sebagai
mahasiswa. Sebagai contoh, tidak jarang lagi dilihat mahasiswa yang suka
mabuk-mabukan, kawin di luar nikah, berfoya-foya, malas-malasan. Apakah
mahasiswa seperti itu (memiliki sikap/sifat negatif) bisa dikatakan
memiliki hard skill dan soft skill yang baik?
Mahasiswa
sebagai calon intelektual seharusnya bersikap sebagai seorang calon intelektual
yang harus terus melatih hard skill dan soft skillnya untuk
menunjang kehidapan yang lebih baik dengan terus belajar untuk
mengembangkan intelligence quotient (IQ), emotional
quotient (EQ) dan spiritual quotient (SQ)nya.
Dengan istilah life long education (pendidikan seumur hidup)
tidak selayaknya lagi ada mahasiswa yang hanya ingin memperoleh gelar dan
izajah saja. Gelar dan izajah seharusnya hanya sebagai penghargaan/pengakuan
atas penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta keahliannya.
Mahasiswa
seharusnya memiliki tujuan yang sama yaitu menjadi mahasiswa yang berguna
bagi masyarakat, bangsa dan negara. Jika mahasiswa telah memiliki penguasaan
ilmu pengetahuan, memiliki keterampilan dan memilikisoft skill yang
baik maka tidak akan terdapat lagi mahasiswa yang hanya sekedar mendapatkan
gelar dan ijazah saja. Penerapan ilmu pengetahaun dan keterampilan yang
diperolehnya akan lebih baik. Maka dengan sendirinya kehidupan masyarakat,
berbangsa dan bernegara akan lebih baik.
Mahasiswa
yang mempunyai soft skill yang baik tidak akan
menyianyikan waktunya, menghabiskan hidupnya dengan bersenang-senang,
mabuk-mabukan, kawin di luar nikah. Akankah lebih baik jika mahasiswa seperti
yang disebutkan diatas mengikuti salah satu organisasi baik organisasi di
maupun organisasi yang ada di masyarakat sehingga mahasiswa ini akan
menjadi contoh dimasyarakat bahwa selain memiliki kemampuan juga bermoral,
sopan santun, peduli dengan masyarakat disekitarnya dan peduli dengan
lingkungan. Dengan demikian maka masyarakat akan dengan senang hati menerima
keberadaan mahasiswa di lingkungannya.
Lulusan
mahasiswa juga seharunya sesuai dengan yang diharapkan perusahaan. Dengan
demikian ada keuntungan antara dunia kerja dengan . Dunia kerja akan merasa
puas dengan lulusan yang memiliki hard skill dansoft
skill yang baik. Nama baik akan semakin meningkat dan akan
menjadi perguruan tinggi yang memimiliki nilai lebih dari perguruan tinggi
lainnya. Selain itu, maka akan terjalin kerjasama yang baik antara dengan
dunia kerja.
Banyak
mahasiswa yang pintar sesuai dengan bidangnya tetapi nilai dari soft
skillnya rendah. Bagaimanakan mahasiswa ini nantinya setelah bekerja?
Pejabat-pejabat di negara indonesia ini adalah gambaran mahasiswa
lama sebagai contoh orang-orang yang pintar tetapi banyak diantaranya tidak
memiliki moral, tidak memiliki rasa peduli terhadap sesama atau lingkungannya.
Mereka hanya mementingkan dirinya sendiri. Darimanakah dimulai untuk
memberantas hal yang demikian? Bukankan mahasiswa-mahasiswa yang akan
menggantikan pejabat-pejabat itu nantinya? Intinya adalah mahsiswa
sebagai salah satu mahasiswa dari perguruan tinggi negeri harus
mempersiapkan diri demi kelangsungan berbangsa dan bernegara yang lebih baik.
Sumber:
http://hardinan.blogspot.com/2012/02/pentingnya-hard-skill-dan-soft-skill.html