Jumat, 22 November 2013

TUGAS 3 EKONOMI KOPERASI

TUGAS 4 Ekonomi Koperasi

Nama       : Nur Siti Fatimah
Kelas       : 2EB21
NPM        : 25212473

Pentingnya keunggulan kompetitif bagi mahasiswa

Mahasiswa  adalah mahasiswa yang datang dari berbagai tempat, meiliki suku dan agama yang berbeda bilamana tujuaannya adalah untuk mengembangkan IQ dan ingin mempelajari IPTEK  serta mengembangkan keterampilan sesuai dengan minat dan bakat mahasiswa tersebut. Mahasiswa yang telah selesai mengikuti segala syarat untuk memperoleh gelar sarjana/sajana muda maka mereka berhak mendapatkan izajah dan gelar. Untuk pengakuan terhadap gelar yang diperolehnya membutuhkan waktu yang lama, minimal tiga setengah tahun belajar untuk menuntut ilmu pengetahuan dan teknologi serta melatih keterampilan sesuai bidangnya (hard skill) di  untuk gelar sarjana (S-1) dan minimal tiga tahun untuk mendapat gelar sajana muda (D-III).
Namun demikian, banyak mahasiswa yang hanya ingin memperoleh ijazah saja dengan mengabaikan hard skill dan soft skill. Hal ini terbukti bahwa mahasiswa mau memberikan sejumlah uang kepada dosen atau dengan mendatangi kerumahnya untuk mendapatkan nilai yang baik. Selain hal diatas, tidak rahasia lagi bagi mahasiswa untuk memberikan uang kepada dosen pembimbing ataupun penguji dalam mempertahankan skripsi demi kelancaran di meja hijau. Tetapi hal ini bukan seluruhnya adalah kesalahan dosen, namun karena mahasiswa tidak memiliki hard skill dansoft skill yang baik.
Banyaknya mahasiswa yang tidak dapat menyelesaikan studinya dalam waktu minimum untuk memperoleh gelar merupakan hal yang biasa dilingkungan . Bahkan tidak jarang mahasiswa  yang drop out (DO) karena berbagai alasan. Jika mahasiswa menyadari betapa pentingnya  hard skill dan soft skill apakah hal ini akan terjadi? Tentu tidak, karena jika memiliki hard skill dan soft skill yang bisa diandalkan maka akan lebih cepat menyelesaikan studinya dan tidak akan terjadi drop out kecuali dengan alasan tertentu seperti faktor fisik yang kurang mendukung.
Berorganisasi merupakan salah satu tempat pelatihan untuk soft skill dan untuk penerapan ilmu pengetahuan. Pertanyaannya adalah apakah semua mahasiswa mengikuti salah satu organisasi yang ada di  ataupun organisasi yang ada di masyarakat? Sebagian mahasiswa berpendapat bahwa mengikuti salah satu organisasi adalah sama saja menghabiskan waktu. Padahal kenyataannya adalah mahasiswa yang tidak mengikuti salah satu organisasi bukan memanfaatkan seluruh waktunya untuk memperbaiki hard skill dan soft skillnya.
Sikap mahasiswa dalam bermasyarakat juga berbeda-beda. Ini akibat dari keadaan lingkungan mahasiswa yang semula berbeda dengan keadaan lingkungan masyarakat di sekitar . Banyak mahasiswa yang menyalahgunakan identitas dirinya sebagai mahasiswa. Sebagai contoh, tidak jarang lagi dilihat mahasiswa yang suka mabuk-mabukan,  kawin di luar nikah, berfoya-foya, malas-malasan. Apakah mahasiswa seperti itu (memiliki sikap/sifat negatif) bisa dikatakan memiliki hard skill dan soft skill yang baik?
Mahasiswa sebagai calon intelektual seharusnya bersikap sebagai seorang calon intelektual yang harus terus melatih hard skill dan soft skillnya untuk menunjang kehidapan yang lebih baik dengan terus belajar untuk mengembangkan intelligence quotient (IQ), emotional quotient (EQ) dan spiritual quotient (SQ)nya. Dengan istilah life long education (pendidikan seumur hidup) tidak selayaknya lagi ada mahasiswa yang hanya ingin memperoleh gelar dan izajah saja. Gelar dan izajah seharusnya hanya sebagai penghargaan/pengakuan atas penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta keahliannya.
Mahasiswa  seharusnya memiliki tujuan yang sama yaitu menjadi mahasiswa yang berguna bagi masyarakat, bangsa dan negara. Jika mahasiswa telah memiliki penguasaan ilmu pengetahuan, memiliki keterampilan  dan memilikisoft skill yang baik maka tidak akan terdapat lagi mahasiswa yang hanya sekedar mendapatkan gelar dan ijazah saja. Penerapan ilmu pengetahaun dan keterampilan yang diperolehnya akan lebih baik. Maka dengan sendirinya kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara akan lebih baik.
Mahasiswa  yang mempunyai soft skill yang baik tidak akan menyianyikan waktunya, menghabiskan hidupnya dengan bersenang-senang, mabuk-mabukan, kawin di luar nikah. Akankah lebih baik jika mahasiswa seperti yang disebutkan diatas mengikuti salah satu organisasi baik organisasi di  maupun organisasi yang ada di masyarakat sehingga mahasiswa ini akan menjadi contoh dimasyarakat bahwa selain memiliki kemampuan juga bermoral, sopan santun, peduli dengan masyarakat disekitarnya dan peduli dengan lingkungan. Dengan demikian maka masyarakat akan dengan senang hati menerima keberadaan mahasiswa di lingkungannya.
Lulusan mahasiswa  juga seharunya sesuai dengan yang diharapkan perusahaan. Dengan demikian ada keuntungan antara dunia kerja dengan . Dunia kerja akan merasa puas dengan lulusan  yang memiliki hard skill dansoft skill yang baik. Nama baik  akan semakin meningkat dan  akan menjadi perguruan tinggi yang memimiliki nilai lebih dari perguruan tinggi lainnya. Selain itu, maka akan terjalin kerjasama yang baik antara  dengan dunia kerja.
Banyak mahasiswa yang pintar sesuai dengan bidangnya tetapi nilai dari soft skillnya rendah. Bagaimanakan mahasiswa ini nantinya setelah bekerja? Pejabat-pejabat di negara indonesia ini adalah gambaran mahasiswa lama sebagai contoh orang-orang yang pintar tetapi banyak diantaranya tidak memiliki moral, tidak memiliki rasa peduli terhadap sesama atau lingkungannya. Mereka hanya mementingkan dirinya sendiri. Darimanakah dimulai untuk memberantas hal yang demikian? Bukankan mahasiswa-mahasiswa yang akan menggantikan pejabat-pejabat itu nantinya? Intinya adalah mahsiswa  sebagai salah satu mahasiswa dari perguruan tinggi negeri harus mempersiapkan diri demi kelangsungan berbangsa dan bernegara yang lebih baik.

Sumber:

http://hardinan.blogspot.com/2012/02/pentingnya-hard-skill-dan-soft-skill.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar