TULISAN 2 Ekonomi
Koperasi
Nama :
Nur Siti Fatimah
Kelas :
2EB21
NPM :
25212473
Penyebab Koperasi Tidak Bisa Berkembang
Pendahuluan
Sistem administrasi koperasi di Indonesia masih tergolong
buruk sehingga membuat koperasi sulit didongkrak untuk menjadi bisnis
berskala besar. "Salah satu
yang menjadi penghalang koperasi menjadi bisnis skala besar secara internal
adalah pada kualitas sumber daya manusia, pelaksanaan prinsip koperasi, dan
sistem administrasi dan bisnis yang masih rendah," kata Asisten Deputi
Urusan Asuransi dan Jasa Keuangan Kementerian Koperasi dan UKM Toto Sugiyono,
Sabtu (14/9).
Administrasi koperasi yang belum tertata dengan
baik, menurut dia, sudah saatnya diakhiri melalui peningkatan kualitas sumber
daya manusia pengelola koperasi. Jika administrasi koperasi dilakukan
secara profesional, ia berpendapat, bukan tidak mungkin akan lebih banyak
jumlah koperasi di Indonesia yang bisa masuk dalam 300 The Global Cooperatives
versi ICA (International Cooperative Alliance)."Sayangnya, kendala
koperasi di Indonesia bukan hanya dari internal tapi juga dari faktor
eksternalnya," katanya.
Masalah Koperasi
Masalah tersebut tidak bisa dilepaskan dari
substansi koperasi yang berhubungan dengan semangat. Dalam konteks ini adalah
semangat kekeluargaan dan kegotongroyongan. Jadi, bila koperasi dianggap kecil,
tidak berperan, dan merupakan kumpulan serba lemah, itu terjadi karena adanya
pola pikir yang menciptakan demikian.Singkatnya, koperasi adalah untuk yang
kecil-kecil, sementara yang menengah bahkan besar, untuk kalangan swasta dan
BUMN. Di sinilah terjadinya penciptaan paradigma yang salah. Hal ini mungkin
terjadi akibat gerakan koperasi terlalu sarat berbagai embel-embel, sehingga ia
seperti orang kerdil yang menggendong sekarung beras di pundaknya. koperasi adalah “badan usaha”, juga “perkumpulan
orang” termasuk yang “berwatak sosial”. Definisi yang melekat jadi memberatkan,
yakni “organisasi sosial yang berbisnis” atau “lembaga ekonomi yang mengemban
fungsi sosial.”
Koperasi sebagai salah satu unit
ekonomi yang didasarkan atas asas kekeluargaan dewasa ini telah mengalami
perkembangan yang pesat . Tetapi di Indonesia perkembangan koperasinya sulit
untuk berkembang hal tersebut disebabkan oleh berbagai hal, yaitu :
1. Imej koperasi
sebagai ekonomi kelas dua masih tertanam dalam benak orang – orang Indonesia
sehingga, menjadi sedikit penghambat dalam pengembangan koperasi menjadi unit
ekonomi yang lebih besar ,maju dan punya daya saing dengan perusahaan –
perusahaan besar.
2. Perkembangan
koperasi di Indonesia yang dimulai dari atas (bottom up) tetapi dari atas (top
down),artinya koperasi berkembang di indonesia bukan dari kesadaran masyarakat,
tetapi muncul dari dukungan pemerintah yang disosialisasikan ke bawah. Berbeda
dengan yang di luar negeri, koperasi terbentuk karena adanya kesadaran
masyarakat untuk saling membantu memenuhi kebutuhan dan mensejahterakan yang
merupakan tujuan koperasi itu sendiri, sehingga pemerintah tinggal menjadi
pendukung dan pelindung saja. Di Indonesia, pemerintah bekerja double selain
mendukung juga harus mensosialisasikanya dulu ke bawah sehingga rakyat menjadi
mengerti akan manfaat dan tujuan dari koperasi.
3. Tingkat partisipasi
anggota koperasi masih rendah, ini disebabkan sosialisasi yang belum optimal.
Masyarakat yang menjadi anggota hanya sebatas tahu koperasi itu hanya untuk
melayani konsumen seperti biasa, baik untuk barang konsumsi atau pinjaman.
Artinya masyarakat belum tahu esensi dari koperasi itu sendiri, baik dari
sistem permodalan maupun sistem kepemilikanya. Mereka belum tahu betul bahwa
dalam koperasi konsumen juga berarti pemilik, dan mereka berhak berpartisipasi
menyumbang saran demi kemajuan koperasi miliknya serta berhak mengawasi kinerja
pengurus. Keadaan seperti ini tentu sangat rentan terhadap penyelewengan dana
oleh pengurus, karena tanpa partisipasi anggota tidak ada kontrol dari anggota
nya sendiri terhadap pengurus.
4. Manajemen koperasi
yang belum profesional, ini banyak terjadi di koperasi koperasi yang anggota
dan pengurusnya memiliki tingkat pendidikan yang rendah. contohnya banyak
terjadi pada KUD yang nota bene di daerah terpencil. Banyak sekali KUD yang
bangkrut karena manajemenya kurang profesional baik itu dalam sistem kelola
usahanya, dari segi sumberdaya manusianya maupun finansialnya. Banyak terjadi
KUD yang hanya menjadi tempat bagi pengurusnya yang korupsi akan dana bantuan
dari pemerintah yang banyak mengucur. Karena hal itu, maka KUD banyak dinilai
negatif dan disingkat Ketua Untung Duluan.
5. Pemerintah terlalu
memanjakan koperasi, ini juga menjadi alasan kuat mengapa koperasi Indonesia
tidak maju maju. Koperasi banyak dibantu pemerintah lewat dana dana segar tanpa
ada pengawasan terhadap bantuan tersebut. Sifat bantuanya pun tidak wajib
dikembalikan. Tentu saja ini menjadi bantuan yang tidak mendidik, koperasi
menjadi ”manja” dan tidak mandiri hanya menunggu bantuan selanjutnya dari
pemerintah. Selain merugikan pemerintah bantuan seperti ini pula akan
menjadikan koperasi tidak bisa bersaing karena terus terusan menjadi benalu
negara. Seharusnya pemerintah mengucurkan bantuan dengan sistem pengawasan nya
yang baik, walaupun dananya bentuknya hibah yang tidak perlu dikembalikan.
Dengan demikian akan membantu koperasi menjadi lebih profesional, mandiri dan
mampu bersaing.
Daftar Pustaka
http://www.depkop.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1316:3-penyebab-koperasi-di-indonesia-sulit-berkembang&catid=50:bind-berita&Itemid=97
http://www.diskopjatim.go.id/lensa/halaman-utama/opini/275-mengubah-paradigma-tentang-koperasi.html
http://evaruth.wordpress.com/2011/11/01/mengapa-koperasi-di-indonesia-sulit-berkembang/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar